BULUKUMBA, Beritabenua- Suku kajang adalah sebuah komunitas adat di Sulawesi Selatan yang dikenal dengan pakaian hitam.
Komunitas adat ini bermukim di desa Tana Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, sekitar 200 KM dari Kota Makassar.
Suku Kajang mendapat predikat penjaga hutan hujan tropis terbaik di dunia. Dilansir dari The Washington Post, pada (11/2), disebutkan bahwa Suku Kajang telah berkontribusi besar menjaga bumi dengan kebijakan yang dibuatnya untuk melestarikan hutan.
Suku Kajang, merupakan komunitas yang terhormat dan mulia, telah dinobatkan sebagai penjaga hutan tropis terbaik di dunia.
Keistimewaan suku ini bukanlah semata-mata karena keaslian budaya dan tradisi mereka, tetapi juga karena dedikasi mereka dalam melestarikan hutan dan ekosistemnya.
Suku Kajang bukanlah suku biasa, suku ini juga dikenal sebagai suku tertua di Indonesia. Mereka hidup dalam keseimbangan yang harmonis dengan alam sekitar mereka.
Konon, mereka dilarang keras untuk menebang pohon, berburu hewan, atau bahkan mencabut rumput disekitaran kawasan hutan, hal ini berlaku untuk semua masyarakat sukuk kajang, kecuali dalam bentuk upacara adat dan keperluan mendesak, seperti membangun hunian. Ini adalah bentuk kecintaan dan komitmen mereka yang luar biasa terhadap kehidupan lingkungan hidup yang terus terjaga.
Mereka membuat aturan kawasan hutan mereka menjadi dua bagian utama, yakni hutan keramat (Borong Karamaka) dan hutan perbatasan (Borong Batasayya). Di hutan keramat, segala bentuk kegiatan manusia dilarang, kecuali untuk pelaksanaan ritual dan upacara adat. Ini menandakan rasa hormat mereka yang mendalam terhadap spiritualitas alam dan warisan leluhur mereka.
Di sisi lain, hutan perbatasan memungkinkan beberapa aktivitas manusia, seperti menebang pohon, namun dengan syarat-syarat yang ketat. Izin harus diperoleh terlebih dahulu oleh tetua adat atau tokoh masyarakat suku kajang, dan setiap tindakan harus mempertimbangkan dampaknya demi menjaga keseimbangan ekosistem.
Masyarakatnya suku kajang hidup berdasarkan Pasang Ri Kajang, yaitu hukum leluhur yang diturunkan secara lisan melalui legenda. Bercerita tentang bagaimana manusia pertama jatuh dari langit ke dalam hutan mereka, menjadikannya tempat paling suci di Bumi yang di anggap sakral khususnya masyarakat Suku Kajang.
Namun, apa yang benar-benar membuat Suku Kajang menjadi sorotan dunia adalah kebijakan mereka yang luar biasa tentang penebangan pohon. Setiap kali satu pohon ditebang, masyarakat kajang berkomitmen untuk menanam dua pohon sebagai gantinya.