MAMUJU, Salah satu lembaga internal di kampus Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju) dalam hal ini, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Agrokompleks Universitas Muhammadiyah Mamuju, melaksanakan kegiatan kelas filsafat.
kegiatan tersebut berlangsung di aula kampus 2 Unimaju. Minggu (26/1/25).
Pembukaan kegiatan tersebut di hadiri oleh Pembina Lembaga AIK (Al-Islam dan Kemuhammadiyaan) oleh Ustadz Muhammad Rivai Khalik, S.Pdi,.M.Pdi dan Perwakilan dari Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Mamuju.
"kegiatan ini bertujuan untuk merealisasikan amanat bangsa dan persyerikatan dalam hal ini memerdekakan pemuda dengan pendidikan yang membebaskan, untuk melahirkan generasi yang berwawasan dalam mencerdaskan ummat, persyerikatan, dan kehidupan berbangsa dan bernegara." Kata IMMawan Risnu selaku ketua Komisariat IMM Agrokompleks Unimaju dalam sambutannya. Senin (27/1).
Lahirnya kegiatan ini juga tak lepas dari perenungan panjang tentang sejarah tokoh pendiri Muhammadiyah dalam mencerdaskan pemuda.
"Tokoh-tokoh pejuang bangsa Indonesia yang memerdekakan bangsa ini dengan pendidikan, oleh karena itu sepatutnyalah kita sebagai pemuda memelihara amanat tersebut." Tutup Risnu.
Dengan terselenggaranya kegitan ini dapat menjadi ihktiar untuk tetap memelihara pendidikan yang membebaskan, tanpa penindasan di dalamnya.
Penyelenggaraan pendidikan tidak hanya di lihat dari sekolah-sekolah dan kampus-kampus yang ada, namun sangat beragam cara untuk merealisasikan amanat bangsa dalam menyelenggarakan pendidikan tersebut.
Kampus atau perguruan tinggi adalah miniatur kecil dalam sistem pemerintahan suatu bangsa, kampus juga adalah sebuah wadah yang melahirkan generasi penerus yang dapat di tempatkan di segala bidang untuk melanjutkan keberlangsungan bangsa.
Pembukaan kegiatan tersebut di hadiri oleh Pembina Lembaga AIK (Al-Islam dan Kemuhammadiyaan) oleh Ustadz Muhammad Rivai Khalik, S.Pdi,.M.Pdi dan Perwakilan dari Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Mamuju.
Dengan terselenggaranya kegitan ini dapat menjadi ihktiar untuk tetap memelihara pendidikan yang membebaskan, tanpa penindasan di dalamnya.