Merayakan Kemerdekaan, Merawat Kebhinekaan.

BeritaBenua.com —
Bah
Bahrul.M (Alumni Sarjana Antropologi UNM)Penulis

“ Terlepas dari ideologi apa pun, jagalah persatuan ! Jagalah keutuhan !”

Begitulah kira - kira yang pernah digaungkan oleh the Founding Fathers Bung Karno dalam membakar semangat persatuan Rakyat.

Hari Kemerdekaan Indonesia yang dirayakan pada tanggal 17 Agustus memiliki makna yang sangat penting bagi rakyat Indonesia.

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia adalah kesempatan untuk merayakan sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Dan merupakan momen yang berarti bagi rakyat Indonesia untuk bersatu dengan semangat kebhinekaan yang telah menjadi nilai penting yang selama ini dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.

Kita adalah bangsa yang merdeka, dan kemerdekaan itu sudah puluhan tahun kita rasakan, bahkan saat ini Indonesia sudah memasuki usia 79 tahun, usia yang tentunya sudah cukup dewasa baik secara pemikiran dan juga dalam tindakan.

Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang berdaulat dan bermartabat. Dan tentu menjadi hal aneh jika masih ada diskriminasi sosial, kesenjangan ditengah kemewahan dan terkotak - kotakkan berdasarkan kelompok.

Sudah saatnya setiap orang mendapatkan haknya, merasa aman ditengah keberagaman dan di hargai di negerinya sendiri, sehingga kita dapat menciptakan suasana yang memang harusnya ada di tengah bangsa yang merdeka.

Sebagai bangsa yang besar tentunya kita tidak boleh melupakan sejarah, sejenak mari melihat kebelakang dan menengok kenyataan bahwa kemerdekaan yang kita rasakan hari ini tidak terlepas dari semangat persatuan dan persaudaraan manusia - manusia mulia dengan segala jerih payahnya yang senantiasa rela berkorban. Mengorbankan waktu, tenaga dan fikiran, bahkan nyawa yang tak segan mereka pertaruhkan. Atas dasar tujuan mulia, yakni merdeka ditanah airnya sendiri.

Keragaman latar belakang masyarakat Indonesia sebenarnya adalah kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun hal itu juga dapat menjadi ancaman jika dimanfaatkan oleh orang atau sekelompok orang yang dengan sengaja merusak kebhinekaan dan persatuan.

Aksi - aksi dan polarisasi yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang tersebut tentunya akan menimbulkan konflik pada tatanan masyarakat dan dapat membesar dan melibatkan masyarakat yang lebih luas.

Oleh karena itu melalui semboyang bhinneka tunggal ika yang mungkin tak asing lagi ditelinga kita. Mari menghargai perbedaan persepsi dalam merawat persatuan, tanpa membedakan strata sosial, dan diskriminatif terhadap kelompok, etnik atau agama tertentu.

Mental kita harus berubah. Mental kita harus mengangkat diri di atas kekecilan jiwa, yang membuat kita mempertengkarkan urusan tetek-bengek yang tidak penting ( Ir. Soelarno, 1956 ).

Dan Salah satu momentum yang tak lama lagi akan kita hadapi adalah pemilhan kepala daerah salah satu pesta demokrasi yang tentunya patut kita jaga perjalanannya agar berjalan aman dan damai. Biarkan semua pihak yang mencalonkan diri bersaing secara sehat. Dan dipilih berdasarkan visi dan kualitas dan memilih tanpa tekanan dan paksaan.

Kita Indonesia, Kita Bhinneka Tunggal Ika !

    Tim Editor

    Beritabenua
    BeritabenuaEditor

    Berita Terkait

    Cover
    Opini

    Pilkada Sinjai 2024, Korelasi Kemajuan Zaman dengan Kepemimpinan Perspektif Leluhur

    A. Syahrul Paesa, S.IP sekitar 2 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Opini

    Bukan Sekedar Agenda Politik, Pilkada Momentum Cari Pemimpin yang Berkualitas

    Beritabenua sekitar 2 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Opini

    Gerakan Kepemimpinan Berdampak, IPM Sulsel Usulkan Pilar Triple K

    Beritabenua 3 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Opini

    Menyelami Esensi Idul Adha, Lebih dari Sekedar Sembelih Hewan Kurban

    Titik Puspita 3 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Opini

    Menyambut Keberkahan Idul Adha dengan Puasa Arafah

    Titik Puspita 3 bulan lalu

    Baca

    Baru