OPINI, Beritabenua.com- Saat ini, pelajar hadir bersama tantangan, dari proses belajar daring yang tidak merata, ciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi, keadilan akses pendidikan, hingga kesehatan mental pelajar.
Sebagai aktivis di dunia pelajar, merasa perlu perhatian khusus terhadap kesejahteraan pelajar secara menyeluruh. Mendorong integrasi teknologi dalam pendidikan menuntut pertimbangan etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya. Tentunya, kondisi ini menyoroti pentingnya nilai-nilai seperti kesetaraan, perhatian terhadap kesejahteraan, dan integritas dalam pendidikan dan pelajar itu sendiri.
Berangkat atas kegelisahan tersebut, Kader IPM sulsel ini berangkat ke ibukota negara yang kebetulan juga telah berpindah selaras dengan konsep baru IPM kami pun turut hadir untuk memperjuangkan narasi - narasi pelajar di masa depan.
Ibarat analogi, Jika masakanmu terasa hambar, jangan membeli masakan dari luar. Mungkin hanya kurang garam. Cobalah beri sejumput garam, lalu kembali cicipi. Kalimat ini penting sebagai refleksi, jika upaya IPM saat ini belum mampu menjawab tantangan era distrupsi, tidak membandingkannya dengan kader lainnya, melainkam merumuskan ulang caranya.
Seminar Lokakarya Nasional SPI dan Paradigma Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah jawaban atas permintaan cara itu. Ibarat meracik makanan, kegiatan ini telah dilaksanakan pada 14-16 Juni 2024.
Berbagai topik dibahas dalam kegiatan tersebut, termasuk tema utama "Gerakan Kepemimpinan Berdampak" yang diangkat oleh Pimpinan Pusat IPM dalam menyambut SPI dan Paradigma Baru Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai perwakilan IPM dari seluruh Indonesia, termasuk saya dan Ketua Bidang Perkaderan sebagai perwakilan PW IPM Sulawesi Selatan.
Salah satu bahasan menarik dan mendalam adalah tentang Gerakan Kepemimpinan Berdampak (GKB) yang mengusung komponen paradigma: Pragmatis - Idealis. Bagi pelajar, terutama Pimpinan IPM, konsep ini relatif baru karena pragmatisme menggabungkan dua aliran filsafat yakni empirisme dan idealisme. Namun, dalam konteks ini, Pragmatis - Idealis digambarkan sebagai pendekatan filsafat yang mempertimbangkan nilai praktis dari ide-ide sambil tetap menghargai aspirasi dan prinsip-prinsip ideal.
Paradigma ini juga menggambarkan periode : komprehensif, di mana pelajar masa kini dan masa depan akan menghadapi tiga tantangan besar yakni: Triple Disruption, Transisi dari Generasi Z ke Generasi Alpha, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG's).
Dari ketiga poin tersebut, yang paling menarik perhatian kami adalah Triple Disruption yang mencakup Transformasi Digital, Pandemi Covid-19, dan Perubahan Iklim. Kesimpulan yang kami capai adalah usulan Pilar Triple K: Kemajuan, Kebermanfaatan, dan Kelanjutan, sebagai pilar paradigma Gerakan Kepemimpinan Berdampak. Terkhusus Pilar Triple K ini akan kami kupas khusus di Forum Lokakarya Nasional mendatang.
Selain itu, kami juga mengusulkan penambahan terkait profil kader IPM yang telah dijabarkan oleh Pimpinan Pusat IPM dari kajian Maqasid Syariah, terutama dalam hal penanaman nilai-nilai kepada kader-kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Kami mengusulkan penambahan nilai kebudayaan, yang kami anggap penting karena minat terhadap kebudayaan di kalangan pelajar saat ini sangat kurang. Penambahan nilai kebudayaan ini diharapkan memberikan cita rasa baru dan menjadi ciri khas bagi setiap kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Kami juga menyampaikan beberapa catatan khusus kepada Pimpinan Pusat IPM terkait perkaderan, antara lain:
- PTPN yang perlu diperinci dalam SPI, mengingat banyak yang belum mampu menerjemahkan isi SPI.
- Jika memungkinkan, LFP harus dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari pusat, wilayah, hingga daerah, serta memperjelas tugas, pokok, dan fungsi (TUPOKSI) LFP.
- Sertifikat (syahadah) perlu di generate melalui My IPM di setiap jenjang perkaderan untuk meminimalisir kemungkinan pemalsuan syahadah.
Tulisan ini disusun sebagai bentuk tanggung jawab kami yang telah mengikuti seminar lokakarya SPI dan Paradigma Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Kami berharap hasil diskusi ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan kajian lebih lanjut oleh rekan-rekan IPM di seluruh Indonesia sebelum memasuki lokakarya selanjutnya.
Oleh: Dany Rahmat Muharram (Sekretaris Umum PW IPM Sulsel 2023-2025)