Jual Data Rahasia AI ke China, Karyawan Google Ditangkap di New York

BeritaBenua.com —
Tim
Tim Penulis
Foto: Wikipedia

JAKARTA, Beritabenua.com— Siapa yang tak tahu Google, perusahaan multinasional Amerika Serikat yang bergerak di jasa dan produk internet.

Lewat pengaman yang ketat, Google telah mempekerjakan ratusan ribu karyawan, tetapi siapa sangka salah satu di antara mereka berkhianat.

Dilansir dari berbagai sumber, beberapa waktu lalu mantan karyawan Google berhasil mencuri teknologi rahasia perusahaan dan menjualnya ke China.

Akibantnya, mantan insinyur software itu didakwa atas tuduhan mencuri rahasia dagang AI di Google saat diam-diam bekerja dengan dua perusahaan yang berbasis di China.

Linwei Ding, seorang warga negara China, ditangkap di Newark, California, atas empat tuduhan pencurian rahasia dagang federal, masing-masing dapat dikenai hukuman hingga 10 tahun penjara.

Kasus Ding (38), diumumkan pada konferensi American Bar Association di San Francisco oleh Jaksa Agung Merrick Garland. Bersama dengan para pemimpin hukum lainnya, mereka telah berulang kali memperingatkan tentang ancaman spionase ekonomi China dan masalah keamanan nasional yang ditimbulkan oleh AI dan teknologi berkembang lainnya.

"Dakwaan hari ini adalah ilustrasi terbaru mengenai sejauh mana afiliasi perusahaan yang berbasis di Republik Rakyat Tiongkok bersedia mencuri inovasi Amerika," kata Direktur FBI Christopher Wray, dikutip dari APNews, Jumat (8/3/2024).

Melansir CNBC Indonesia, pencurian teknologi inovatif dan rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan Amerika dapat merugikan lapangan kerja dan menimbulkan konsekuensi ekonomi dan keamanan nasional.

Google mengatakan telah menetapkan bahwa mantan karyawan tersebut telah mencuri banyak dokumen dan menyerahkan masalah tersebut ke pihak berwajib.

Hal itu diumumkan, setelah melakukan penyelidikan, pihak Google menemukan bahwa karyawan ini mencuri banyak dokumen, dan raksasa teknologi itu segera menyerahkan kasus ini ke penegak hukum.

"Kami memiliki perlindungan yang ketat untuk mencegah pencurian informasi komersial rahasia dan rahasia dagang kami," kata juru bicara Google Jose Castaneda dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip CNBC Indonesia. Sabtu (9/3).

"Kami berterima kasih kepada FBI karena membantu melindungi informasi kami dan akan terus bekerja sama secara erat dengan mereka," imbuhnya.

Seorang pengacara yang terdaftar sebagai pengacara Ding tidak memberikan komentar soal kasus ini.

Kecanggihan AI kini seolah menjadi medan pertempuran utama bagi para pesaing di bidang teknologi. Belum lagi adanya pertanyaan tentang siapa yang mendominasi AI, dapat mempunyai implikasi komersial dan keamanan yang besar.

Para pemimpin Departemen Kehakiman AS dalam beberapa pekan terakhir telah menyuarakan kekhawatiran mengenai bagaimana pihak asing dapat memanfaatkan teknologi AI untuk memberikan dampak negatif terhadap Amerika Serikat.

    Tim Editor

    Beritabenua
    BeritabenuaEditor

    Berita Terkait

    Cover
    Global

    Polisi AS Gunakan Semprotan Merica Bubarkan Demonstran

    Titik Puspita 5 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Global

    Pemilihan Presiden AS, Harris Ungguli Trump

    Titik Puspita 5 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Global

    Sejarah! Joe Biden Mundur dari Pencalonan Presiden AS 2024

    Titik Puspita 5 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Global

    Israel Serukan Perintah Evakuasi di Gaza Selatan, 16 Warga Palestina Tewas

    Titik Puspita 5 bulan lalu

    Baca
    Cover
    Global

    Ketegangan Meningkat di Bangladesh, Jam Malam Diterapkan

    Titik Puspita 5 bulan lalu

    Baca

    Baru