MAMUJU, Beritabenua – Ketua Bidang Hikmah Hukum dan Kebijakan Publik Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Mamuju, Saidil, mengecam keras dugaan tindakan premanisme yang dilakukan oleh oknum kepolisian terhadap sejumlah mahasiswa yang juga merupakan kader organisasi kepemudaan di Mamuju.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya mencederai integritas institusi Polri, tetapi juga mencerminkan pelanggaran serius terhadap prinsip keadilan dan supremasi hukum.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Sebagai Aparat Penegak Hukum (APH), polisi seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, bukan malah bertindak sebaliknya dengan melakukan kekerasan. Ini adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun,” tegas Saidil pada Kamis (4/1/2025).
Saidil juga menyoroti bahwa insiden tersebut menunjukkan adanya masalah mendasar dalam pembentukan mentalitas dan etika aparat kepolisian.
Ia meminta Polda Sulawesi Barat untuk segera melakukan evaluasi mendalam terhadap sistem pendidikan di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Sulbar.
Menurutnya, pendidikan yang diberikan di SPN seharusnya mampu membentuk anggota kepolisian yang profesional, berintegritas, dan memahami perannya sebagai pelayan hukum.
“Polisi harusnya menjadi contoh penegakan hukum yang adil. Jika benar ada pelanggaran hukum oleh mahasiswa, harusnya ditempuh melalui proses hukum, bukan dengan aksi kekerasan yang justru menyerupai tindakan premanisme,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Saidil menekankan pentingnya transparansi dalam penanganan kasus ini. Ia meminta agar semua pihak yang terlibat, baik dari mahasiswa maupun oknum kepolisian, diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Menurutnya, hal ini penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
“Kami mendesak Polda Sulbar untuk menindak tegas pelaku kekerasan, siapapun mereka. Jangan ada tebang pilih dalam penegakan hukum. Keadilan harus ditegakkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” pungkas Saidil.
Kasus dugaan pengeroyokan ini telah menuai perhatian publik, terutama di kalangan organisasi kepemudaan dan masyarakat sipil di Sulawesi Barat. Banyak pihak yang menilai bahwa tindakan ini menjadi tamparan keras bagi institusi kepolisian yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan kemanusiaan.
Dengan situasi ini, PC IMM Mamuju berharap agar reformasi dalam pendidikan dan sistem rekrutmen anggota kepolisian dapat segera dilakukan. Tujuannya adalah menciptakan aparat yang benar-benar mampu menjalankan tugasnya sebagai pelayan dan pelindung masyarakat secara profesional dan bermartabat.