Mamuju, Beritabenua- Aliansi Pelajar Siswa-Siswi Liutang asal Desa Karampuang mengeluhkan tidak adanya perhatian khusus Pemkab Mamuju terkait akses Transportasi ke sekolah mereka.
Puluhan pelajar siswa-siswi yang tinggal di Pulau Karampuang harus membayar Rp 60-70 ribu perbulan untuk menaiki kapal penyeberangan.
Belum lagi harus berjalan kaki dari Pelabuhan Mamuju menuju ke sekolah yang rata-rata berjarak 1-2 Kilometer (Km) setiap harinya.
"Sudah sejak dulu puluhan tahun, setiap ada anak sekolah dari Liutang (Pulau Karampuang) melanjutkan pendidikan di Mamuju selalu naik kapal ke Mamuju dan setiap bulan membayar kapal, kemudian kami jalan kaki dari Pelabuhan TPI Sampai Ke sekolah masing-masing yang rata-rata berjarak 1-2 kilometer setiap harinya." Kata seorang siswa, Idul Ramadhan. Jum'at, 13 Desember 2024.
Ia mengaku, para siswa asal Pulau Karampuang belum merasakan apa arti kata merdeka. Pemkab Mamuju pun hanya menjanjikan kapal gratis untuk akses penyeberangan ke Mamuju tetapi tak pernah terealisasi.
Sudah 79 tahun negara Indonesia merdeka tetapi mereka siswa-siswi belum merasakan kemerdekaan itu.
"Kami meminta Pemkab Mamuju menyediakan transportasi laut atau kapal gratis untuk siswa dan siswi Pulau Karampuang. Termasuk bus sekolah yang mengantar para siswa-siswi dari pelabuhan ke sekolah Masing-masing." Lengkapnya.