SINJAI, Beritabenua- Tindakan represif oknum polisi Polres Sinjai kembali mendapat kecaman, hal ini datang dari Divisi Advokasi Sinjai Geram, Ahmad Tang, menyayangkan tindakan sejumlah anggota Polres Sinjai yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap salah satu warga di Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
"Kejadian tersebut sangat disayangkan oknum polisi yang diduga telah melakukan pengeroyokan terhadap masyarakat, ini sama halnya dengan tindakan premanisme, di mana kita ketahui bahwa polisi adalah pengayom masyarakat, bahkan harus melindungi dan memberi contoh yang baik kepada masyarakat" katanya. Kamis (22/12/24).
Ahmad Tang
Ia juga mendesak Kapolres Sinjai untuk bertindak tegas dan memberikan sanksi kepada oknum polisi yang diduga melakukan pengeroyokan serta menantang Kapolres untuk mundur dari jabatannya jika tak mampu menyelesaikan dan memberi titik terang terkait hal ini serta gagal dalam mendisplinkan anggotanya.
"Kapolres Sinjai harus siap mundur dari jabatannya jika tak mampu menyelesaikan hal ini dan juga kegagalannya dalam mendisplinkan anggotanya" tegas Ocha sapaan akrabnya.
Senada dengan itu, Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) juga mengecam keras tindakan tersebut.
Ketua Umum HMI-MPO Sinjai, Supardi menyatakan bahwa tindakan kekerasan oleh oknum aparat kepolisian merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan prinsip keadilan.
"Kami sangat prihatin dan mengecam keras tindakan brutal ini. Polisi seharusnya menjadi pengayom dan pelindung masyarakat, bukan malah menjadi pelaku kekerasan” terangnya.
HMI-MPO Sinjai juga meminta Kapolda Sulawesi Selatan untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum polisi yang terlibat dalam insiden pengeroyokan ini.
"Kami mendesak Kapolda Sulawesi Selatan untuk segera mengevaluasi kinerja Kapolres Sinjai serta mencopot oknum polisi yang terbukti terlibat" lanjut Supardi.
Supardi juga mendesak agar proses hukum terhadap oknum polisi tersebut dilakukan secara transparan dan adil.
“Tidak ada tempat bagi oknum yang perusak citra institusi kepolisian Republik Indonesia. Proses hukum yang transparan dan tegas harus menjadi langkah utama dalam memastikan keadilan bagi korban" sebutnya.
Pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat, kader dan anggota himpunan mahasiswa Islam untuk bersama-sama mengawal kasus ini agar mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi pada Minggu (8/12/24) malam. Bermula saat oknum polisi memarkir kendaraannya di tengah jalan, tepatnya di salah satu warkop di tepian muara galau, Kelurahan Lappa, Sinjai Utara.