Presentasi Publik dan Teater Forum Dorong Eko Wisata Tembiluk di Tana Tidung

BeritaBenua.com —
Beritabenua
BeritabenuaPenulis

TANA TIDUNG, Beritabenua-Yayasan Sejarah dan Budaya Kalimantan Utara (YSBK) menyelenggarakan presentasi publik di Pendopo Djaparudin dengan tema “Merawat Tembiluk: Sebuah Gerakan Kembali ke Alam”.  Sabtu (23/11/24).

Narasumber acara ini adalah Joko Supriyadi S.T.,M.T. yang memaparkan hasil penelitian terkait Tembiluk di KabupatenTana Tidung.

Sementara narasumber lainnya adalah Norlela content creator dari Desa Seputuk yang berbagi pengalaman promosi Tembiluk dan Ignasius Rudi Yungob S.Pd.,M.H. yang memberimateri tentang Peran Lembaga Adat dalam mewujudkan Eko Wisata Tembiluk di Kabupaten Tana Tidung.

Dihadiri oleh berbagai NGO antara lain INOVASI, SAWIT WATCH, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Tepian Kolektif. Selain itu turut hadir pengurus lembaga Adat Belusudari Bebakung dan Sesayap Selor serta pengurus lembaga adat Tidung dari Buong Baru.

Adapun perwakilan dari organisasi perangkat daerah adalah Dinas Pariwisata, Pemuda danOlahraga (DISPARPORA) Kabupaten Tana Tidung, Dinas Komunikasi dan Informasi (DISKOMINFO) Kabupaten Tana Tidung dan Polsek Sesayap. 

Joko menyampaikan hasil penelitian yang menjawab beberapa pertanyaan mendasar mengenai tembiluk, antara lain apa itutembiluk, kapan, dimana dan bagaimana untuk menemukannya, apa khasiat dan kandungan dari tembiluk, apa saja yang mengancam kehidupan tembiluk, bagaimana cara membudidayakannya, pohon apa saja yang disukai dan berbagaipertanyaan lainnya.

Pada paparannya ini Joko menyimpulkanbahwa Tembiluk adalah hewan yang perlu dilestarikan karena tidak saja merupakan kuliner khas lokal tapi juga suatu indikatordari kelestarian alam khususnya ekosistem Sungai.

Joko juga mengajukan perlunya diwujudkan Eko Wisata Tembiluk, suatu usulan untuk melestarikannya secara serius melalui suatuprogram yang melibatkan banyak pihak, antara lain Dinas Lingkungan Hidup yang mengurusi kualitas air, Dinas Pariwisata yang mengurusi teknis pengelolaan wisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mengkaji nilai sejarah dan budaya Tembiluk, Dinas Kehutanan yang mengurusi kelestarianhutan, dan berbagai OPD lainnya yang berkaitan.

Sementara Norlela melanjutkan penyampaian materi dengan berbagi pengalaman promosi Tembiluk.

Norlela menyampaikan bahwa promosi tembiluk pada awalnya susah diterima karena para penonton kontennya kebanyakan dari luar daerah yang tidak biasa memakan tembiluk. Namun akhirnya banyak orang tertarik dengan konten tersebut dan ingin datang untuk mencari danmemakannya.

“Banyak orang kemudian datang ke Desa Seputuk untuk bertemu dan memakan tembiluk, baik darikalangan umum sampai ke stasiun TV nasional” kata Norlela.

Presentasi publik ini ditampilkan secara apik dengan konsep Teater Forum. Teater Forum adalah teater yang melibatkan penontonnya secara langsung. Pertama pertunjukan teater bercerita tentang sebuah keluarga yang kesulitan mencari tembiluk karena aktivitas meracun sungai.

Acara diakhiri dengan foto bersama dan komitmen bersama para narasumber, NGO, masyarakat adat dan perwakilan Pemda yang hadir untuk mensukseskan upaya yang direncanakan di atas. 

    Tim Editor

    Beritabenua
    BeritabenuaEditor

    Berita Terkait

    Cover
    Berita Terkini

    Meningkatkan Literasi - TBM Attironge Ikuti Kegiatan Berbagi Praktik Baik

    Beritabenua 3 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Musyda PDPM Kota Bima, Muslim Terpilih Sebagai Formatur Ketua

    Titik 3 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Gertak Sulbar Demo Portal Berbayar di RSUD Mamuju

    Beritabenua 3 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Miris, Terduga Pelaku Penganiayaan Kepada Ibu Satu Anak Masih Berkeliaran, Kinerja Polres Gowa Dipertanyakan?

    Beritabenua 6 hari lalu

    Baca
    Cover
    Berita Terkini

    Sejumlan Band Lokal Meriahkan Milad ke-53 Tahun BPI UIN Alauddin Makassar

    Beritabenua 7 hari lalu

    Baca

    Baru