Tingkat Depresi di Indonesia Masih Tinggi, Berikut Cara Mengatasinya

BeritaBenua.com —
Beritabenua
BeritabenuaPenulis
Ilustrasi/Pinterest

JAKARTA, Depresi menjadi salah satu polemik setiap orang yang terbilang sederhana namun sangat mengganggu. Hal tersebut membuat kita sulit beraktivitas dan bekerja secara maksimal.

Masalah ini terjadi oleh hampir semua orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan RI sebagaimana dilansir Databoks menunjukkan, prevalensi depresi total penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun di Indonesia mencapai 6,1%. Prevalensi depresi tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah sebesar 12,3% dan Gorontalo sebesar 10,3%.

Menurut data yang ditampilkan, provinsi selanjutnya yang mencatatkan prevalensi depresi tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku Utara masing-masing sebesar 9,7% dan 9,3%. Adapun provinsi yang memiliki prevalensi depresi terendah terdapat di Jambi sebesar 1,8%.

Riset ini juga menyebutkan kelompok umur yang paling tinggi mengalami depresi berada di usia 75 tahun ke atas, yaitu sebesar 8,9%. Selain itu, perempuan juga lebih rentan terhadap depresi daripada laki-laki. Tercatat prevalensi depresi pada perempuan sebesar 7,4% dan laki-laki sebesar 4,7%. Masyarakat yang tidak bekerja dan nelayan juga menjadi kontributor depresi tertinggi, yaitu masing-masing sebesar 8,1 dan 6,9%.

Adapun cara untuk mengatasi depresi salah satunya membuat agenda kesibukan yang meringankan beban pikiran, seperti olahraga dan tidur.

Mengutip Databoks yang melansir WebMD, pada Senin (28/2/2022) psikiater dan direktur Program Penelitian dan Klinik Depresi di UCLA Ian Cook, MD menjelaskan cara mengatasi depresi secara alami bisa dilakukan dengan membuat rutinitas baru, menghilangkan pikiran negatif, hingga mencukupkan waktu tidur.

Sebagaimana, laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa 1 dari 3 renaja Indonesia usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. Sementara 1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Dilansir dari laman UGM, angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam kelompok tersebut adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.

“Remaja dengan gangguan mental mengalami gangguan atau kesulitan dalam melakukan kesehariannya yang disebabkan oleh gejala gangguan mental yang ia miliki,” kata Siswanto Agus Wilopo, peneliti utama I-NAMHS di Hotel Grand Melia, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022), yang dimuat dalam laman UGM.

Belum lagi, data tingkat depresi antarnegara 2023 yang dimuat laman World Population Review, dikutip media ini (19/1/2024), menyebutkan, Indonesia ditemukan 9.162.886 kasus depresi dengan prevalensi 3,7 persen.

(Tim)

Tim Editor

Beritabenua
BeritabenuaEditor

Berita Terkait

Cover
Kesehatan

Demi Kesehatan, UPTD Pkm di Camba Maros Lakukan Sidak

Arrang Saz 6 bulan lalu

Baca
Cover
Kesehatan

Yang Kita Perlukan Revolusi Moral, Bukan Revolusi Mental

Beritabenua 8 bulan lalu

Baca

Baru