Pengaruh Judi Online, Pemain Rela Merampok dan Mencuri Untuk Bayar Utang

BeritaBenua.com —
Beritabenua
BeritabenuaPenulis
Ilustrasi

JAKARTA, Judi online semakin marak di Indonesia, menjangkau semua kalangan hingga di tingkat desa dan pelosok.

Parahnya, walau terus diantisipasi oleh pemerintah. Namun, tetap saja sulit dibendung.

Bahkan baru-baru ini Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut total perputaran uang dari judi online sepanjang 2023 mencapai Rp 327 triliun.

Melansir CNBC Indonesia, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengungkapkan total perputaran uang itu tercatat dari 168 juta transaksi yang dilakukan oleh 3,29 juta masyarakat Indonesia.

"Total akumulasi perputaran dana yang terkait judi online pada 2023 saja PPATK temukan nilai rupiahnya Rp 327 triliun," kata Ivan dalam acara Refleksi Kerja PPATK 2023 di kantornya, Jakarta, dikutip Jumat (12/1/2023) lalu.

Bahkan PPATK mengungkapkan transaksi yang dilakukan oleh 3,29 juta pemain judi online itu di antaranya dilakukan dengan menyetorkan deposit ke situs judi online dengan total nilai Rp 34,52 triliun.

Sehingga akumulasi perputaran uang selama 2023 terkait judi online itu pun sebesar 63% dari total perputaran uang yang PPATK catat sejak 2017 hingga 2023 sebesar Rp 517 triliun.

Ada yang terjebak dan rela merampok, seperti baru-baru terjadi di Jambi, bahkan pelajar rela merampok minimarket di Cianjur, dan hampir semua daerah terjadi hal serupa.

Mengutip pernyataan para ahli melalui CNBC Indonesia, di mana para ahli saraf telah menemukan bahwa perjudian mengubah banyak sirkuit otak. Hal ini mirip seperti yang dialami para pecandu narkoba.

Adalah Timothy W. Fong, profesor klinis Psikiatri di Institut Jane dan Terry Semel untuk Ilmu Saraf dan Perilaku Manusia di UCLA, memaparkan bagaimana perjudian dapat memengaruhi pikiran, tubuh, dan otak.

Baginya, berbagai konsekuensi yang timbul dari gangguan perjudian (kecanduan).

“Seperti halnya kecanduan apa pun, kerusakannya bisa berdampak pada tubuh, otak, atau pikiran seseorang," kata Dr. Fong seperti dilansir UC Health.

Tetapi masalah umum yang kita lihat, lanjutnya, ketika orang datang berobat adalah hal-hal seperti utang finansial yang besar, hilangnya waktu, hilangnya produktivitas dan rusaknya hubungan.

(Tim)

Tim Editor

Beritabenua
BeritabenuaEditor

Berita Terkait

Baru