Blora, Beritabenua- Dalam upaya meningkatkan potensi kekayaan lokal sekaligus memberdayakan masyarakat, Pemerintah Desa Todanan bekerja sama dengan kader PKK menggelar pelatihan pembuatan ice cream berbahan dasar talas, Senin (28/4).
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat dalam program RisetMU yang dilaksanakan oleh Tim Riset PKM Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Blora.
Pelatihan yang berlangsung di Balai Desa Todanan ini diikuti oleh dua puluh lima kader PKK dari berbagai dusun. Talas dipilih sebagai bahan utama karena merupakan salah satu komoditas unggulan Desa Todanan yang selama ini belum diolah secara optimal.
Pelatihan dipandu oleh dua pemateri berpengalaman, yaitu Siti Nuraini, M.Pd.I dan Teguh Purwanto, M.Pd.I, yang merupakan dosen dari STAI Muhammadiyah Blora. Dalam paparannya, Siti Nuraini menekankan pentingnya kreativitas dalam mengembangkan produk lokal.
"Melalui pelatihan ini, kami berharap lahir ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan menjadi usaha mikro berbasis potensi lokal. Selain meningkatkan nilai tambah produk, ini juga bisa membuka peluang kerja baru. Semoga kegiatan seperti ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk membangun perekonomian desa yang lebih baik di masa depan," ujar beliau.
Sementara itu, Teguh Purwanto, M.Pd.I, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini dapat menjadi jalan bagi kader PKK untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ia juga berharap inovasi ini mampu menginspirasi lahirnya berbagai peluang usaha baru di lingkungan desa.
"Pelatihan ini tidak hanya bertujuan mengasah keterampilan, tetapi juga diharapkan mampu mendorong terciptanya peluang usaha lain di masa depan. Produk seperti ice cream talas bisa menjadi jajanan sehat bagi anak-anak, mengingat talas mengandung vitamin, serat, dan karbohidrat yang baik bagi tubuh. Talas yang sebelumnya kurang diminati, kini melalui kreativitas ini bisa diolah menjadi produk bernilai tambah dan memiliki potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar," jelas beliau.
Dalam sesi praktik, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk praktik secara bersamaan, mulai dari teknik dasar memilih talas berkualitas, proses pengolahan bahan, hingga pembuatan ice cream talas yang higienis dan menarik. Setiap kelompok didampingi oleh fasilitator yang membimbing secara langsung agar peserta lebih memahami teknik-teknik penting dalam pembuatan ice cream.
Selain itu, para peserta juga berkesempatan untuk berkreasi dengan berbagai varian rasa, seperti original, cokelat, dan pandan, sesuai dengan kreativitas masing-masing kelompok.
Salah satu peserta, Mamik Purwanti, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan keterampilan baru.
"Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini. Selain menambah ilmu, saya jadi termotivasi untuk memanfaatkan potensi lokal di desa kami. Harapannya ke depan, ice cream talas ini bisa menjadi usaha baru bagi kami di Todanan," ungkap Mamik Purwanti
Antusiasme peserta sangat tinggi. Beberapa kader bahkan sudah berencana untuk memproduksi ice cream talas secara mandiri dan memasarkannya di pasar lokal maupun secara daring.
Melalui pelatihan ini, Desa Todanan berharap talas tidak lagi dipandang sebagai tanaman biasa, melainkan menjadi ikon produk unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa sehingga mampu membuka peluang terbukanya usaha- usaha mikro di bidang Kuliner.
